Rss Feed
  1. Sekedar Tergugah

    Senin, 06 Desember 2010

    Terkadang terpikir olehku akan sesuatu
    Terlintas begitu lekas terus berlalu
    Layaknya waktu yang selalu sertaiku
    Yang terus berjalan melintasi hidupku
    Adakah ia kan hanya menjadi sebuah lagu
    Yang orang tahu banyak lalu berlalu

    Sungguhpun aku merindu, sebuah nada syair syahdu, yang mampu sejukkan keringnya qalbu, dari semua buaian nafsu. Karena ku merasai, gelap nian jalan ini, namun kian banyak orang lalui, lalu salahkah aku mengikuti, berada disini, layaknya bumi dari sang matahari.

    Sulit kuyakini semua langkah yang kutapaki dalam setiap detik waktu, keindahan dan kesuraman selalu hiasi perjalanan panjang itu, canda tawa bahkan isak tangis turut iringi lajunya waktu, walau seberkas cahaya yang selalu menuntun hidup terus beradu, namun kecewa dan kesal tak jarang beri titik hitam yang redupkan kilau itu.

    Sulit kupercaya semua alunan yang kudapati dalam setiap helai napasku,
    syukur tiada tara layak tak terlewat dari dada seorang hamba, walau banyak kerikil buat kita tergelincir dan kerasnya batu buat kita terjatuh, sungguhpun semua itu tiada berarti dari semua kejadian yang sertai hidup ini.

    Kuingin semai cita karna mencintai
    Tuk mekarnya kuntum nan dinanti
    Hingga ia tumbuh indah bersemi
    Agar kupetik ia tuk iringi senyum duniawi
    Jua raih cahya cinta ukhrowi

    Namun apa nak dikata, duri mawar sering disangka dusta, hadirnya ulat bulu dikira nista.
    Sungguh onak yang hampiri tak seelok dunia, lantas haruskah menangis tuk tertawa? atau bersedih tuk tersenyum?

    Sungguh rangkaian ini menyesakkan hati, menumpuk segudang gunda dalam jiwa, bercampur kebosanan rutinitas derap langkah cita, lalu mampukah kita menapaki sisa hidup tuk sebuah perbaikan dengan segala kesempatan yang ada? Adakah berpikir positif ataukah sekedar berpikitan positif?

    Indah langit karna bintang, namun tak usah gunda karna terkadang langit tak berbintang.
    Kalaulah kilau bintang tak hiasi langit, takkan pernah ada “langit indah berbintang yang temani sejuknya malam”
    Lalu bagaimana dengan kita, kilau siapakah yang akan menghiasi indahnya diri kita? Atau dapatkah kita beri kilauan tuk jadikan indah dalam diri orang lain?

    Sebuah lelucon seorang kaskuser membuatku tergugah, betapa waktu kan menentukan perjalanan waktu itu sendiri, kutipan tulisan itu adalah sebagai berikut:

    “Saya merupakan satu dari 100.000 orang Indonesia yang lolos dari bencana besar, yang 20 tahun dari sekarang kalian akan kenal sebagai ‘The Terrible’. Dimana saya selamat karena mematuhi perkataan ibu saya yang menyuruh agar tidak pipis sembarangan.

    Nama asli saya tak bisa saya ungkapkan karena akan berbahaya bagi diri saya yang masih hidup di 2010 ini. Terutama sekali bagi kucing saya yang menderita jantung lemah.

    Langsung saja!

    Saya utusan dari WHO?? (Who are you??) yang mungkin bisa dibandingkan dengan PBB kalau sekarang. Di tahun 2021 saya menjabat sebagai Presiden Kepulauan Seribu.
    Lintas antar dimensi sudah mungkin pada tahun 2018 dengan alasan yang tak bisa saya beri tahu. Karena kalau saya beri tau bisa-bisa kalian minta di ajak jalan-jalan ke masa depan.

    Sebagai salah seorang survivor dari Indonesia, saya ingin memberi peringatan kepada kalian semua berupa kejadian-kejadian selama 20 tahun kedepan :

    2012 : Iran dan Korea Utara menembakkan masing-masing satu buah nuklir mereka ke AS menyebabkan setengah AS dan Kanada hancur sebagai peringatan. Jika setengah AS adalah 2/3 dari kehancuran Kanada, berapakah luas daratan Kanada yang tersisa?

    2013 : Indonesia memutuskan untuk menganut poros Asia dan hal ini menandakan berakhirnya asas politik luar negeri bebas aktif. Dan ini adalah berita baik, karena para artis korea akan sering bermain sinetron di Indonesia. Terutama sekali Hwang Mi Hee…

    2014 : Sebuah bencana alam besar terjadi di Sidoarjo berupa ledakan lumpur yang nanti akan dikenal sebagai ‘The Mud-Mud’ menewaskan satu orang yang saat ini kita mengenalnya sebagai Julia Perez. Dan saat itulah Sidoarjo diganti namanya menjadi Kuala Becek (menyaingi Kuala Lumpur). Indonesia saat itu menjadi negara federal dengan anggota sebanyak 1000 negara bagian. Presiden Indonesia Serikat saat itu berasal dari kalangan pemain sinetron alay yang kurang terkenal hingga akhirnya dikudeta oleh seorang yang mengaku sebagai pakar telekomunikasi dengan inisial RSN.

    2015-2016 : Masa perang yang nantinya akan dikenal dengan sebutan Perang Dunia III. Saat itu senjata api sungguhan sudah tidak digunakan lagi karena untuk menjaga keindahan Bumi, perang dilakukan di dunia Internet dengan skor imbang 1 : 1 atas Persija dan Persib.

    2017 : Masa tenang dengan runtuhnya PBB dan negara yang memiliki hak veto hancur kecuali China. (Karena saat itu China membangun tembok Raksasa yang lebih tinggi dari tembok besar China untuk melindungi diri)

    2018 : Masa rehabilitasi dunia dengan penyatuan negara-negara yang tersisa di bawah WHO?? Acara peresmiannya sendiri di lakukan di Gelora Bung Karno, dengan menghadirkan sederet artis-artis Alay ternama lokal dan interlokal.

    2019-2021 : Masa tenang dan usaha pembagian atau pengembalian kekuasaan ke negara masing-masing. masing-masing negara mendapatkan jatah wilayah setengah wilayah asli sebelumnya. Bagi yang menolak maka akan diberikan sanksi pencabutan pengakuan negara dan pengembalian wilayah seluas 1 x 2 meter.

    2021 : Kepemimpinan saya ambil alih, dan pemerintahan aman tenang, tenteram, sentosa bersama saya. Kabinet kami bernama kabinet Indonesia Melaju. Dan Indonesia mengubah haluan negara dari Liberalisme menjadi Alayisme.

    Masih banyak hal bersejarah lain yang tak bisa saya sampaikan karena kepikunan saya. Saya pun tak seorang diri, beberapa rekan saya pun diutus ke negara lain untuk menyampaikan hal yang kurang lebih sama dan bersangkutan dengan negara asal mereka. Tapi bulan Juni tahun ini kami semua merencanakan liburan ke Lombok sebelum kembali ke tahun 2021.

    Ini hanya berupa garis besar dari rangkaian 10 tahun peristiwa yang nanti akan diketahui sebagai ‘Transworld Event’. Sekian dari saya. Mohon cendolnya, karena tahun 2017 cendol sudah tidak diproduksi lagi.

    Waktu saya tidak banyak lagi. Mungkin ini yang terakhir dari saya dan saya tak bisa membalas. Jikalau ada yang membalas, mungkin itu orang yang tertinggal dari kendaraan pelintas waktu kami dan tidak bisa kembali. Dan saya harap kalian menjaga orang itu seperti kalian menjaga peliharaan kalian sendiri.”

    Sebuah pemikiran yang jauh kedepan, menembus batas waktu, melintasi ruang imajinasi, menerawang semesta dunia, bukan sebuah hayal yang harus ada, tapi mimpi terlintas yang utama, sebuah karya nyata tuk sebuah perbaikan bangsa.


    Mari melihat lebih jauh, memahami lebih dalam, berkarya lebih bijak tuk sebuah perubahan diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa ini.

    Selamat tahun baru 1432 hijriyah

    Kemarin adalah sejarah, hari ini milik kita, dan esok adalah harapan kita..

  2. 0 komentar:

    Posting Komentar